Halo, Pejuang Kebahagiaan! ^^

Halo, Pejuang Kebahagiaan! ^^

Thursday, July 17, 2014

Belajar Jurnalistik Tidak Pernah Sesingkat Ini, Kawan

Selamat liburan bagi yang menjalankan!
Entah bener-bener selamat atau engga, yang jelas sekarang ini kebanyakan dari mahasiswa sedang mengabdikan diri pada kasurnya. Sebagian lagi berusaha memanjakan passion-nya. Dan, sebagian lainnya masih setia dengan kewajiban atau konsekuensi dari pilihan yang udah mereka ambil. Selamat buat kalian yang liburannya terdiri dari bagian-bagian itu *tepuk tangan*
Kenapa? Karena menurut gue itulah sebaik-baiknya liburan. Tanpa rutinitas kuliah, bisa istirahat dengan cukup (karena biasanya kurang), punya waktu lebih buat me time, dan yang paling penting: tetap produktif.
Beruntung ada Fide yang memberikan warna di liburan gue kali ini. Salah satunya, dengan pelatihan jurnalistik bersama ka Ivan, founding fathernya Fide. Bertempat di kediamannya ka Ivan, di sekitar TMII. Acaranya dari jam 9 pagi sampai buka puasa bareng alumni Fide lainnya. Kegiatan yang makan waktu kaya gini bikin puasa jadi gak terasa, tiba-tiba udah siang, tiba-tiba udah mau magrib... yah walaupun ga bener-bener tiba-tiba juga sih.


Dimulai dengan penjelasan singkat mengenai dunia jurnalistik. Apa itu jurnalis, bagaimana menjadi jurnalis yang baik, kode etik jurnalistik, sampai ke tahap awal membuat majalah. Khusus yang terakhir, ka Ivan membagi kita jadi dua kelompok. Kak Asyah sama Rizka, saya sama ka Annis. Dua tim kecil ini masing-masing ditugaskan untuk merancang sebuah majalah. Rubrik apa saja yang akan ditampilkan lengkap dengan topik dan tema serta narasumber di tiap rubrik, susunan redaksinya, dan yang terakhir, nama majalahnya. Kita dikasih waktu sekitar 2 jam. Oh iya, sekitar jam 11-an akhirnya ka Seli sampai juga. Selain karena ka Selinya memang kesiangan, perjalanan untuk menemukan tempat ini cukup rumit juga loh, hehe. Dibekali beberapa referensi majalah, ada Tempo, Dikti, majalah remaja, dll. masing-masing tim mengupayakan ide terbaiknya untuk disumbangkan ke bakal calon majalah ini. Wah! saking bersemangatnya, saya sama kak Annis berhasil ngelist 13 rubrik!

Setelah waktunya habis, dan dengan sudah kembalinya ka Ivan, materi pun dilanjutkan. Kita membahas tentang teknik umum menulis berita, macam-macam lead yang umumnya dipakai dalam berita, mana yang penting dan yang harus dituliskan dalam berita.
Klimaksnya kita dapat tugas lagi. Kali ini mencari berita yang unik dengan terjun langsung ke masyarakat sekitar. Karena masih sangat asing dengan wilayah sini, ka Ivan merekomendasikan dua tempat. Ka Asyah dan Rizka ke sebuah pertigaan yang kalau sore mendadak jadi pasar kaget, banyak yang jual makanan dan minuman buat berbuka puasa. Saya dan ka Seli ke pasar tradisional di sekitar situ. Sedangkan ka Annis sudah pulang duluan, karena rumahnya jauh dan takut kemalaman di jalan.

Sekitar jam setengah lima kita mulai jalan ke tujuan masing-masing. Sempat hampir nyasar juga, dan akhirnya beberapa kali nanya sama ibu-ibu, pasar terdekat dimana. Sebelum sampai pasar, saya sama ka Seli ngeliat kerumunan orang banyak di persimpangan jalan gitu. Sedang ada shooting rupanya. Trus saya bilang ke ka Seli, "Wah, bisa jadi berita unik nih, kak. Menanti berbuka sambil menonton shooting!" yang ditanggapin datar sama ka Seli, hehe.

Akhirnya kita berdua melanjutkan langkah ke tujuan awal, pasar. Rencananya kita mau nyari menu-menu unik yang dijual disana. Setelah bolak-balik dari ujung ke ujung dua kali, kita ga nemu apapun yang menarik buat dijadiin berita. Sempet kepikiran buat balik aja ke tempat shooting tadi, tapi pas keluar pasar kita menemukan sebuah toko yang unik! Ha akhirnya! Basa basi sedikit dan kita langsung eksekusi.

Kita sampe di rumah ka Ivan lagi sebelum magrib. Sambil nunggu adzan magrib dan dua alumni Fide yang lain dateng, kak Nyimas dan kak Heri. Ini kali pertama saya bertemu sama kak Nyimas, dan keren loh! Kak Nyimas bisa jadiin menulis sebagai sumber penghasilan yang lumayan banget, yang katanya sih berawal dari tulisan iseng-iseng di blog. Hmm..

Kita membubarkan diri sekitar pukul setengah delapan. Kita berpisah di depan shelter Pinang Ranti. Ka Asyah dan yang lainnya naik Trans Jakarta dan sama-sama ke arah rawamangun. Agak kemaleman sih sebenernya, tapi okelah asal sudah sampai Pasar Rebo trus tinggal naik metro mini udah berasa di rumah. Tapi takdir berkehendak lain, teman-teman..... saya sampai di ps.rebo pukul 8 lewat 5 menit. Langsung ke tempat metro mini biasa ngetem. Engggg.. kok Depok Timur-Kp. Rambutannya nggak ada ya? Possitive thinking! Mungkin belum dateng lagi, tunggu aja dulu. Sampai setengan sembilan belum ada juga tanda-tanda kemunculan metronya. Akhirnya saya putuskan nanya sama ibu penjaga warung di dekat tempat saya berdiri buat nunggu. Surprise! Ternyata Depok Timur-Kp. Rambutan yang terakhir itu jam 8 dan tadi udah jalan. Penuh banget kata ibunya. Haaaa! Setengah jam nunggu....... *tarik napas panjang*

Memang sudah lama saya nggak naik metro malam-malam, tapi seingat saya dulu Depok Timur-Kp. Rambutan masih ada sampai pukul 9-an. Mungkin sudah banyak yang berubah... Akhirnya saya naik angkot 112 tujuan terminal Depok, baru lanjut naik 02 ke rumah. Jadinya muter-muter memang, tapi rasanya lebih simpel dari pada nyambung-nyambung angkot ke simpangan trus ke polsek, baru naik 02.
Lelah memang, baru sampai rumah hampir setengah sebelas, tapi pengalaman hari ini, manfaatnya akan tetap tersimpan, bukan? :)

Oh iya, berita tentang toko yang unik itu belum sempat ditulis nih. Rekaman, foto dan catatan kecil sudah siap, tapi ada di kak Seli dan kita belum ketemu lagi. Nanti diusahakan saya posting disini juga.


Jika engkau lelah dalam melakukan kebaikan, maka ingatlah bahwa rasa lelah itu akan segera hilang, sedang kebaikan akan terus abadi. 
(Ali bin Abi Thalib)

0 komentar:

Post a Comment

About Us